Sesungguhnya keajaiban manusia di akhir zaman ini sangat banyak dan nyata sekali. Terkadang kita kurang teliti memperhatikannya sehingga terlihat dunia ini berjalan baik-baik sahaja. Namun, bila kita perhati dengan baik, kita akan menemui banyak keajaiban dan keanehan dalam kehidupan manusia akhir zaman dan hampir dalam semua sistem kehidupan.
Keajaiban yang kita maksudkan di sini bukan berkait dengan peristiwa alam seperti gempa bumi, tsunami dan sebagainya, atau kejadian yang aneh lainnya, melainkan pola fikir manusia yang paradoks yang berkembang biak di akhir zaman ini.
Berikut ini adalah sebahagian kecil dari berfikir paradoks yang berkembang sejak akhir ini dalam masyarakat dunia. Lebih ajaib lagi, berfikir paradoks tersebut malah dimiliki pula oleh sebahagian umat Islam dan para tokoh mereka. Di antaranya:
Bila seorang pengusaha atau pejabat tinggi melakukan korupsi berjuta bahkan berbilion ringgit, maka pihak berkuasa undang-undang dengan mudah mengatakan tidak ada bukti untuk menahan dan mengadilinya.
Namun, bila yang mencuri itu seorang nenek atau masyarakat bawahan (lemah), dengan mudah dapat ditangkap, dibicara dan dijatuhkan hukuman penjara, kendati mereka mengambil hanya satu buah semangka atau tiga buah kakau, kemungkinan mereka lapar.
Bila ada orang atau kelompok dengan nyata merosak dan memperlekeh ajaran Islam yang sangat fundamental, seperti Tuhan, Kitab Suci dan Rasulnya, di negara Islam, maka orang dengan mudah mengatakan yang demikian itu adalah kebebasan berpendapat, berekspresi dan menafsirkan agama.
Namun, bila ada khatib, ustaz atau masyarakat Muslim mengajak jamaah dan umat Islam untuk konsisten dengan ajaran agamanya, maka orang dengan mudah menuduhnya sebabai khatib, penceramah atau ustaz yang keras dan tidak boleh berdakwah dengan hikmah, bahkan perlu dicurigai sebagai calon teroris.
Apa saja yang dituliskan dalam akhbar, dengan mudah orang mempercayainya, kendati itu hanya tulisan manusia dan belum teruji kebenarannya. Membaca dan mempelajarinya dianggap lambang kemajuan.
Akan tetapi, apa yang tercantum dalam al-Quran belum tentu dipercayai dan diyakini kebenarannya, walaupun mengaku sebagai Muslim. Padahal al-Quran itu kalamullah (Ucapan Allah) yang mustahil berbohong. Kebenarannya sudah teruji sepanjang zaman dari berbagai ilmu pengetahuan. Akhir-akhir ini muncul tanggapan mengajar al-Quran boleh mengajar faham terorisme.
Tidak sedikit manusia, termasuk yang mengaku Muslim yakin dan bangga dengan sistem hidup ciptaan manusia (jahiliyah), kendati sistem yang mereka yakini dan banggakan itu menyebabkan hidup mereka kacau dan mereka selalu menghadapi berbagai kezaliman dan ketidak adilan dari para penguasa negara mereka. Mereka masih sahaja mendakwa: inilah jalan hidup yang sesuai dengan akhir zaman.
Namun, bila ada yang mengajak dan menyeru untuk kembali kepada hukum Islam, maka orang akan menuduh ajakan dan seruan itu akan membawa kepada keterbelakangan, kekerasan dan terorisme, padahal mereka tahu bahawa Islam itu diciptakan oleh Tuhan Pencipta mereka (Allah) untuk keselamatan dunia dan akhirat dan Allah itu mustahil keliru dan menzalimi hamba-Nya.
Ketika seorang Yahudi atau agama lain memanjangkan janggutnya, orang akan mengatakan dia sedang menjalankan ajaran agamanya.
Namun, ketika seorang Muslim memelihara janggutnya, dengan mudah orang menuduhnya fundamentalis atau teroris yang selalu harus dicurigai, khususnya ketika masuk ke tempat umum seperti hotel dan sebagainya.
Ketika seorang Biarawati memakai pakaian yang menutup kepala dan tubuhnya dengan rapi, orang akan mengatakan bahawa sang Biarawati telah menghadiahkan dirinya untuk Tuhannya.
Namun, bila wanita Muslimah menutup auratnya dengan jilbab atau hijab, maka orang akan menuduh mereka terbelakang dan tidak sesuai dengan zaman, padahal mereka yang menuduh itu, para penganut fahaman demokrasi, yang katanya setiap orang bebas menjalankan keyakinan masing-masing.
Bila wanita Barat tinggal di rumah dan tidak bekerja di luar kerana menjaga, mengurus rumah dan mendidik anaknya, maka orang akan memujinya kerana ia rela berkorban dan tidak bekerja di luar rumah demi kepentingan rumah tangga dan keluarganya.
Namun, bila wanita Muslimah tingal di rumah menjaga harta suami, mengurus dan mendidik anaknya, maka orang akan menuduhnya terjajah dan harus dimerdekakan dari dominasi kaum lelaki atau apa yang sering mereka katakan dengan kesamaan gender.
Setiap mahasiswi Barat bebas ke kampus dengan berbagai atribut hiasan dan pakaian yang disukainya, dengan alasan itu adalah hak asasi mereka dan kemerdekaan mengekpresikan diri.
Namun, bila wanita Muslimah ke kampus atau ke tempat kerja dengan memakai pakaian Islaminya, maka orang akan menuduhnya eksklusif dan berfikiran sempit tidak sesuai dengan peraturan dan paradigma kampus atau tempat kerja mereka.
Bila anak-anak mereka sibuk dengan berbagai macam mainan yang mereka ciptakan, mereka akan mengatakan ini adalah pembinaan bakat, kecerdasan dan kreativiti sang anak.
Namun, bila anak Muslim dibiasakan mengikuti pendidikan praktik agamanya, maka orang akan mengatakan bahawa pola pendidikan seperti itu tidak mempunyai harapan dan masa depan.
Ketika Yahudi atau Nasrani membunuh seseorang, atau melakukan agresi ke negera Islam khususnya di Palestin, Afghanistan, Iraq dan sebagainya, tidak ada yang mengaitkannya dengan agama mereka. Bahkan mereka mengatakan itu adalah hak mereka dan demi menyelamatkan masyarakat Muslim di sana.
Akan tetapi, bila kaum Muslim melawan agresi Yahudi atas Palestin, atau Amerika Kristian di Iraq dan Afghanistan, mereka pasti mengaitkannya dengan Islam dan menuduh kaum Muslim tersebut sebagai pemberontak dan teroris.
Bila seseorang mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan orang lain, maka semua orang akan memujinya dan berhak mendapatkan penghormatan.
Namun, bila orang Palestin melakukan hal yang sama untuk menyelamatkan anaknya, saudaranya atau orang tuanya dari penculikan dan pembunuhan tentara Israel, atau menyelamatkan rumahnya dari kehancuran serangan roket Israel atau memperjuangkan masjid dan kitab sucinya dari penodaan Yahudi, orang akan menuduhnya TERORIS. Kenapa? Kerana dia adalah seorang Muslim.
Bila anak-anak Yahudi diajarkan perang dan senjata automatik untuk membunuh kaum muslimin Palestin, maka orang akan mengatakan bahawa apa yang mereka lakukan itu adalah usaha membela diri walaupun mereka adalah agresor.
Namun, bila anak Palestin belajar melempar batu menghadapi tentera Yahudi yang dilengkapi dengan tank dan senjata canggih lainnya ketika menghancurkan rumah, masjid dan kampung mereka, maka orang akan menuduh mereka sebagai pelaku kejahatan yang pantas ditangkap, dipatahkan tangannya dan dipenjara walaupun belasan tahun.
Nah, inilah sekelumit keajaiban manusia di akhir zaman. Bolehkah kita mendapatkan pelajaran yang baik sehingga dapat menentukan sikap yang benar, atau kita akan jatuh menjadi korban keajaiban akhir zaman? Allahul musta’an….(fj)
-
0 comments:
Catat Ulasan